[DAY-30] MELEPASKAN JERAT TOXIC
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Batin
Finally, last day! Gimana puasa bareng aku? Itupun bagi yang baca blog Wfanda ini ya hehehe. Karna tema kali ini bebas, aku bakal bikin tema sharing is caring ceritanya. Apa sih yang mau di bahas di tulisan ramadan ke-30 ini? Yup! Sesuai judulnya 'Melepaskan Jerat Toxic'.
Diantara kalian pasti ada yang tidak bisa membedakan mana hubungan yang toxic dengan hubungan yang tulus. Berkaca pada diri sendiri, aku sempat berada di sebuah hubungan yang tidak sehat. Hubungan ini tidak sebatas hubungan dalam percintaan, tapi bisa dalam hubungan pertemanan. Keberadaanku dalam jerat toxic ini lumayan membutakanku akan fakta positif untuk diri sendiri, namun tidak begitu parah.
Semua bermula saat tahun 2017 ketika aku memulai hubungan dengan mantan. Jadi aku adalah pribadi yang bucin tapi tidak terlalu suka mengumbar saat aku berada dalam sebuah hubungan. Jadi tidak banyak orang yang tau kalau aku pada saat itu punya pacar. Kenapa sih gak pernah untuk mempubilkasikannya? Aku pribadi tidak menyukai ending cerita hubunganku. Walaupun aku tidak akan tau bagaimana endingnya, cuman aku mengantisipasi diri ketika pada akhirnya bukan happy ending. Ada perasaan malu jika aku mengumbarnya ke publik dan akhirnya aku selesai dengan hubungan itu. Ketika aku bertemu si mantan ini, awalnya berjalan lancar hingga di suatu waktu aku disibukkan oleh kegiatan kampus. Komunikasi kami akhirnya sering berjarak dan jarak yang paling lama adalah seminggu, dan kami sama-sama tidak mencari satu sama lain. Karena dari awal kita sama-sama terbuka pemikirannya, membebaskan pasangan untuk melakukan apapun. Pada saat itu aku bilang ke pada dia jika aku akan sibuk untuk beberapa hari kedepan.
Singkat cerita kami akhirnya sama-sama menghubungi kembali, namun disinilah insiden toxic bermula. Dia memintaku untuk setiap hari menghubunginya dan aku mengiyakan. Hingga segalanya berubah yang awalnya hanya bertukar kabar untuk memastikan, kini mengharuskan untuk memfoto lokasi dimana aku berada. Awalnya aku kira ini hal biasa untuk meningatkan kepercayaan masing-masing karna pada dasarnya memang bucin. Tapi makin kesini aku lebih diatur. Bahkan pada saat aku terlihat online olehnya di sebuah aplikasi chatting, dia mengira jika aku tengah chatting dengan pria lain. Faktanya ketika kita dalam hubungan, pasti chatting tidak hanya dengan pacar seorang saja bukan? Kita punya teman, keluarga, ataupun masalah kerjaaan untuk dihubungi. Sekitar 6 bulan berjalan, aku mulai merasa hubungan itu tidak sehat hingga aku memilih untuk mengakhirinya.
Inilah aku katakan sebelumnya gimana kita tidak bisa membedakan mana hubungan yang toxic dan mana hubungan yang tulus. Bahkan aku yang punya prinsip YES & No saja bisa terjerat dalam hubungan toxic ini. Bagaimana aku akhirnya bisa sadar membedakannya? Ketika aku mendengarkan berbagai curhatan sahabatku dan ketika aku muak dalam hubungan pertemanan yang hanya memanfaatkan diriku sendiri. Tentu saja saat mendengarkan curhatan sahabatku, aku sering berkaca diri untuk memastikan sebelum aku memberi saran atau arahan untuk orang yang curhat padaku. Disaat itulah aku sadar jika aku juga terjerat dalam sebuah hubungan toxic.
Intinya jangan melakukan sesuatu hal yang berlebihan, karna belum tentu itu tindakan terbaik kamu, melainkan jalan untuk membuka toxic dalam diri.
Itu dia sepenggal ceritaku tentang melepaskan jerat toxic dalam diri. Kalau kamu ada ceria serupa?
Oh iya, kalau kalian suka berbagi kisah, mari kita sharing. Aku akan berbagi sudut pandang dengan kalian.. Kalau kalian tertarik kalian bisa hubungi aku melalui instagram atau twitter.
Salam hangat
Wfanda
0 Comments